Opini Tanpa Arah

Opini Tanpa Arah

Meskipun ada media yang mendeklarasikan diri sebagai netral, netralitas saja tidak cukup. Jurnalis kritis seharusnya tidak hanya diam melihat kejahatan terjadi, tetapi harus menggunakan panduan dasar kemanusiaan dan HAM.

Kaum oligarki berhasil menciptakan standar jurnalisme berdasarkan keinginan mereka, sehingga praktik jurnalisme yang partisan dan bias dianggap sebagai norma.

Pemilik perusahaan media seringkali lebih mementingkan kepentingan politik dan pribadi mereka daripada kepentingan publik. Ini menciptakan oligarki di mana pengusaha media dan kekuatan politik saling menguatkan.

Hal ini menyebabkan banyaknya Jurnalisme yang Tidak Kritis. Media dan wartawan seringkali hanya menjadi alat untuk menyampaikan pesan positif dari pejabat atau narasumber, tanpa melakukan analisis kritis. Hal ini mengakibatkan defisit perspektif kemanusiaan dan hilangnya nalar kritis dalam jurnalisme.

Beberapa media dan organisasi jurnalis menjalin kerjasama dengan pemerintah yang seharusnya diawasi, untuk mendapatkan anggaran yang besar. Namun, alih-alih mempublikasikan pencapaian pemerintah, mereka justru menyuguhkan informasi yang merugikan citra pemerintah.

Dari sinilah muncul Jurnalisme Gincu, dimana Banyak media yang lebih memilih untuk mempublikasikan pencapaian pemerintah daerah, tanpa mengkritik, demi mendapatkan keuntungan finansial seperti iklan atau program.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *