Sigerpos | Metro β€” SMP Negeri 3 Metro memberikan hak jawab atas pemberitaan dugaan pungutan liar (pungli) dalam pengumpulan dana perpisahan siswa sebesar Rp250 ribu per siswa. Namun, pada konferensi pers yang digelar pada Kamis, 22/5/2025, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Metro, Lusi Andriyani, tak fokus memberikan pernyataan. Dia beberapa kali keluar masuk ruangan saat konferensi pers berlangsung.

Di sisi lain, justru banyak wartawan yang mengaku sebagai wali murid dan ketua komite di SMP Negeri 3 Metro, aktif memberikan keterangan dan klarifikasi hingga permohonan maaf.

Lusi Andriyani sendiri membantah terlibat langsung dalam pengumpulan dana tersebut. Ia mengaku baru mengetahui perihal pungutan uang perpisahan setelah munculnya pemberitaan pada 19 Mei 2025.

“Jadi pada awal Mei, sebelum berita itu muncul, murid-murid mau mengadakan perpisahan, dan saya bilang tidak ada perpisahan, dan saya kaget sudah ada pengumpulan dana itu, untuk apa? Saya juga meminta uang itu untuk dikembalikan. Pada Senin kemarin muncul berita itu,” ujar Lusi.

Meski sudah memberikan keterangan melalui konferensi pers, Lusi meminta agar media yang telah memberitakan dugaan pungli tersebut menarik kembali beritanya.

“Ya kalau bisa buat berita yang indah-indah, dan berita yang kemarin ditarik, ditarik berita itu, dan saya rasa berita itu tidak benar adanya,” lanjutnya.

Pernyataan tersebut justru tak menyentuh substansi masalah, yakni dugaan pungli dana perpisahan yang informasinya didapat dari orang tua siswa. Apalagi klarifikasi pemberitaan justru lebih banyak disampaikan oleh orang-orang yang mengaku sebagai wartawan sekaligus wali murid dan ketua komite di sekolah itu.

Salah satu wartawan yang hadir bahkan menyatakan rasa kecewa karena kegiatan perpisahan siswa yang telah dirancang batal terlaksana.

“Saya ikut sedih juga melihat anak-anak, kebetulan anak saya sekolah di sini juga, karena muncul berita itu akhirnya uang itu dipulangkan kembali, padahal itu acara untuk kegiatan sosial, dan saya jujur inisiatif siswa mendukung dan men-support kegiatan tersebut, dengan menyumbang lebih untuk menyukseskan kegiatan itu,” katanya.

Seorang wali murid yang hadir mengakui bahwa pencetakan kuitansi dan cap “Panitia Perpisahan SMPN 3 Metro” merupakan inisiatifnya sendiri.

“Kalau kuitansi dan cap itu memang saya yang nyuruh buat, untuk bukti pembayaran dana perpisahan, makanya warna capnya kan beda, tertulis Panitia Perpisahan SMPN 3 Metro,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah yang mengaku berprofesi sebagai wartawan TV nasional, Suhadi, mengaku tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan kegiatan tersebut.

“Kami tidak tau, dan tidak dilibatkan, apalagi ada rapat, mereka ini punya inisiatif sendiri, rapat sendiri,” singkatnya.

Pihak Dinas Pendidikan Kota Metro yang hadir dalam forum tersebut menyebutkan akan segera melaporkan hasil diskusi kepada kepala dinas sebagai bahan evaluasi.

“Tadi kronologisnya sudah dijelaskan oleh pihak sekolah dan murid, kalau melihat hal seperti ini agar ke depan tidak gaduh seperti ini saya akan melapor kepada kepala dinas terlebih dahulu,” ucap analis kebijakan Disdikbud Kota Metro yang hadir.

Sementara itu, KA, salah satu wali murid, saat dihubungi mengaku sore hari ini diminta untuk menerima pengembalian dana pungutan perpisahan yang ramai diberitakan sebelumnya.

“Sore ini katanya dikembalikan om. Saya minta anak saya untuk ambil ke sekolah,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *