
Penulis: Yuli Supriani
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dunia pendidikan tidak bisa menghindari pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Salah satu inovasi terkini yang mulai diterapkan dalam berbagai bidang pendidikan adalah deep learning, yang sering dipahami sebagai pembelajaran mendalam.
Teknologi ini memungkinkan analisis data besar secara lebih mendalam dan relevan untuk meningkatkan kualitas pemahaman siswa terhadap suatu materi. Dalam konteks pendidikan Islam, penerapan deep learning dapat memberikan cara baru untuk mendalami ajaran agama, seperti tafsir Al-Qur’an dan hadis, dengan pendekatan yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan tiap individu.
Pendidikan Islam selalu mengutamakan pengembangan karakter dan pemahaman mendalam terhadap ajaran agama. Dalam hal ini, pembelajaran mendalam atau deep learning dapat memperkaya pengalaman belajar dengan meningkatkan kualitas pemahaman siswa, tidak hanya di tingkat kognitif tetapi juga dalam aspek spiritual dan moral.
Pembelajaran yang berbasis deep learning memungkinkan siswa untuk lebih memahami konteks dari ajaran agama Islam, tidak hanya sekadar menghafal teks-teks agama. Dengan pendekatan ini, guru dapat menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan dan pemahaman individu siswa, sehingga pengalaman belajar menjadi lebih personal dan mendalam.
Namun, sebagian besar guru di Indonesia lebih familiar dengan pembelajaran mendalam dalam arti metode yang berfokus pada interaksi langsung dan refleksi mendalam terhadap materi. Oleh karena itu, penting untuk menjembatani gap antara deep learning sebagai pendekatan berbasis teknologi dan konsep pembelajaran mendalam yang lebih dikenal oleh guru, agar penerapan teknologi ini dapat diadaptasi dengan mudah dalam pendidikan Islam.
Dengan memahami konsep ini, para pendidik dapat lebih mudah mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran mereka tanpa kehilangan esensi pendidikan agama. Integrasi deep learning dalam kurikulum pendidikan Islam memerlukan strategi yang matang dan terencana.
Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, yang merupakan perubahan atas Permendikdasmen Nomor 12 Tahun 2024, memberikan dasar bagi penguatan kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan Islam. Peraturan ini tidak mengubah kurikulum secara fundamental, tetapi lebih memperkuatnya dengan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), penambahan mata pelajaran pilihan seperti Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), serta penyesuaian dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Dengan pendekatan ini, siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan relevan, di mana teknologi digunakan untuk mendukung pemahaman mereka terhadap ajaran agama Islam. Penting untuk dicatat bahwa meskipun deep learning menawarkan potensi besar, implementasinya harus dilakukan dengan hati-hati, terutama dalam pendidikan Islam.
Kurikulum tetap harus mengutamakan nilai-nilai agama, moral, dan etika. Oleh karena itu, manajemen kurikulum perlu dilakukan secara inklusif dan sistematis, dengan melibatkan semua pihak, termasuk guru, lembaga pendidikan, dan pemerintah, untuk memastikan keberhasilan integrasi ini. Semua pihak perlu berkomitmen untuk memastikan bahwa teknologi tidak menggantikan nilai-nilai agama yang menjadi landasan utama pendidikan Islam di Indonesia.
Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mendorong penggunaan teknologi dalam pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan di Indonesia harus berorientasi pada pengembangan karakter, kecakapan, serta kualitas manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Dalam hal ini, deep learning atau pembelajaran mendalam berbasis teknologi dapat menjadi sarana untuk memperkaya pengajaran agama Islam, membantu siswa tidak hanya memahami teks agama, tetapi juga mengimplementasikan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kebijakan seperti Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, pemerintah mendorong penerapan pembelajaran yang berbasis teknologi untuk memperkaya kurikulum pendidikan, tanpa mengubah prinsip dasar pendidikan yang telah ada. Namun, penting untuk diingat bahwa penerapan teknologi ini harus dilakukan dengan memastikan nilai-nilai agama tetap menjadi dasar utama dalam pendidikan. Pengintegrasian teknologi dalam pendidikan Islam haruslah seimbang, di mana teknologi digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti dari esensi pendidikan agama itu sendiri.
Salah satu bidang yang sangat relevan untuk penerapan deep learning dalam pendidikan Islam adalah pengajaran Al-Qur’an dan hadis. Teknologi deep learning dapat membantu menganalisis pola pemahaman siswa terhadap tafsir Al-Qur’an atau hadis tertentu, dan memberikan umpan balik yang lebih tepat dan personal berdasarkan analisis tersebut. Hal ini memungkinkan guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang lebih relevan dan sesuai dengan tingkat pemahaman setiap siswa.
Untuk memastikan penerapan deep learning dalam pendidikan Islam berjalan efektif, peningkatan kompetensi guru menjadi hal yang sangat penting. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru harus terus mengembangkan diri, termasuk dalam memanfaatkan teknologi dalam pengajaran. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk menyediakan pelatihan yang tidak hanya mencakup aspek teknis penggunaan deep learning, tetapi juga bagaimana mengintegrasikan teknologi ini dengan nilai-nilai Islam. Pelatihan yang tepat akan membantu guru untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan tetap menjaga esensi pendidikan agama yang ada.(*)